Jakarta –
Meredanya pandemi COVID-19 membuat ekonomi Indonesia menuju fase pemulihan. Hal itu memberikan dampak positif kinerja perusahaan-perusahaan Internet of Points (IoT).
Perlahan tapi pasti, penjualan produk-produk IoT ini terus menunjukkan perbaikan sejalan dengan mobilitas masyarakat yang kian meningkat. Fox Logger yang juga pemain IoT di Tanah Air, mengatakan kondisi ini masih dalam tahap awal.
“Kendati demikan, grafik penerapannya, juga penjualan produk-produknya terus meningkat, terutama tiga tahun terakhir. Kalaupun sempat tertahan selama 2020-2021, itu karena besarnya pengaruh pandemi,” ujar CEO Fox Logger Alamsyah Cheung dalam siaran persnya, Selasa (31/5/2022).
Menurut Alamsyah, performa positif produk-produk berbasis IoT tak terlepas dari tiga faktor utama. Pertama, meningkatnya peta cakupan (protection) online 4G di Tanah Air. Seperti namanya (Web of Matters), perkembangan produk-produk berbasis IoT akan tumbuh sejalan dengan luas dan cepatnya koneksi world wide web di satu wilayah (negara).
“Khusus Indonesia, potensinya semakin besar karena semenjak tahun 2021, Indonesia sudah mulai mengadopsi web 5G,” ujar Alamsyah.
Lebih lanjut, dengan dibangun di atas jaringan nirkabel 4G, teknologi 5G menghadirkan teknologi baru dan frekuensi radio yang lebih luas.
Kemudian, faktor kedua, makin menjamurnya e-commerce di Tanah Air. Merebaknya kanal e-commerce, terutama tumbuh suburnya digital market, sangat mendukung distribusi produk-produk IoT ke pengguna, baik person person maupun corporate user.
Adapun faktor ketiga adalah tren penggunaan produk berbasis IoT yang kian menjadi kebutuhan hidup alias daily life design and style. Contohnya penggunaan kamera dashboard (sprint cam). Pemanfaatan produk berbasis IoT ini sangatlah crucial untuk menjaga keamanan pengemudi kendaraan bermotor.
Begitu pun dengan gaya kehidupan lain, seperti tren menghidupkan serta mematikan mobil melalui aplikasi ponsel yang juga terus menjamur. Fitur-fitur yang selama ini didominasi produsen Eropa, sekarang juga sudah ditawarkan produsen-produsen asal Korea dan China sehingga pemanfaatannya makin luas.
“Alhasil, dalam lima tahun ke depan memang diyakini akan terjadi lonjakan signifikan untuk produk-produk berbasis IoT,” ungkap Alamsyah.
Optimisme tersebut, dia menambahkan, juga terbangun karena melihat keyakinan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang menyatakan bahwa pemerataan akses world wide web 5G akan lebih cepat daripada 4G di Indonesia. Kominfo memperkirakan implementasi 5G bisa mulai merata di Indonesia pada 2025.
Disampaikannya, dalam konteks tingkat pemanfaatan produk IoT, percepatan dan pemerataan jaringan 5G memang sebuah keniscayaan. Namun, bagi kebaikan masyarakat pun, percepatan serta pemerataan itu sendiri memang sangat dibutuhkan.
“Sebab, jika jaringan 5G kian cepat meluas dan merata, maka jaringan online di negeri ini semakin prima dan stabil sehingga aktivitas masyarakat, baik belajar, bekerja, maupun berbisnis, berjalan tanpa gangguan berarti,” tutur dia.
Namun demikian, Alamsyah menekankan, bagi Fox Logger sendiri, hal yang lebih penting di balik perluasan jaringan 5G dan biaya world wide web yang terus ditekan adalah produk IoT memang sangat penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat di era electronic.
“Pasalnya, gaya hidup electronic yang memanfaatkan produk IoT sulit untuk dihindari, baik dari sisi kebutuhan, kenyamanan, maupun keamanan,” pungkasnya.
(agt/fay)